Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

6 Okt 2024

Siap Sedia Memberitakan Firman Tuhan: Renungan Minggu XIX Setelah Trinitatis

Timotius adalah salah satu rekan penginjil Paulus yang bahkan dijuluki sebagai anak rohani Paulus. Sebagai seorang yang masih muda, tentu Timotius masih membutuhkan nasihat, pedoman, pengajaran dan tuntunan Paulus tentang bagaimana ia seharusnya bersikap seraya mengobarkan Injil Allah yang juga dikerjakan oleh Paulus. Dalam nas ini, nasihat Paulus sangat dalam, serius, dan sungguh-sungguh, terlebih ia menyebut bahwa pesannya itu adalah demi pernyataan dan Kerajaan Allah sendiri (1Tim4:1). 

Dengan harapan bahwa Timotius akan memperhatikan dan mengerjakan apa yang dinasihatkan oleh Paulus, ada beberapa pesan bernas Paulus yang ia sampaikan kepada Timotius, anak rohaninya itu. 

1. Beritakanlah Firman, baik atau tidak waktunya (4:2) 
Firman bagi Paulus harus dinyatakan di setiap waktu, baik atau tidak waktu itu. Firman yang disampaikan itu baiknya menyatakan yang salah dan menegornya, serta menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran. Terhadap hal ini, kata-kata manis yang terlalu berlebihan sehingga kesalahan yang harus ditegor luput dari pandangan, haruslah dihindari oleh Timotius, terlebih saat ini memberitakan Firman, baik melalui khotbah maupun pengajarannya. 

2. Kuasai diri dalam segala hal
Dalam tulisan Paulus yang lain penguasaan diri adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan, bahkan ia menggolongkannya sebagai salah satu buah-buah roh (Gal5:23). Penguasaan diri dalam segala hal adalah baik adanya, terlebih untuk tahan menderita seperti yang dijelaskan oleh Paulus. Di tengah zaman yang semakin modern, permasalahan para penginjil semakin kompleks ketika dibandingkan dengan persoalan yang dihadapi oleh Timotius. Godaan semakin berat; judi online, konsumerisme, dsb., tetapi Firman Tuhan tetap sama. Kuasai diri. 

3. Tunaikan Tugas Pelayanan
Kata Tunai secara sederhana berarti sudah dibayarkan, sudah lunas, tidak lagi menjadi hutang. Penggunaan ini sudah tepat karena memang tugas pelayanan harus dilakukan secara penuh, tuntas, lunas, tanpa menyisakan "cicilan". Artinya, tidak ada tawar menawar untuk mengerjakan tugas pelayanan. Bahkan, ia (tanpa mendiskreditkan pelayanan) jika diibaratkan sebuah hutang, adalah sesuatu yang harus dilunasi sesegera mungkin. 

Ketiga poin tersebut di atas telah sampai kepada para penginjil di era digital saat ini, yang pertama-tama telah sampai kepada Timotius. Momen penahbisan Guru Huria, Bibelvrouw, dan Diakones di Pearaja menjadi sangat bernas ketika Ompui Ephorus menyampaikan khotbah dari nas ini kepada sekitar 60 orang Calon Guru Huria, Calon Bibelvrouw, dan Calon Diakones yang segera setelah khotbah, menerima tahbisan mereka masing-masing. 

Konteks kemudaan Timotius yang diamanati oleh Paulus agak mirip dengan konteks penahbisan 6 Oktober ini, karena rerata usia yang menerima tahbisan adalah 26 tahun. Masih tergolong muda. Tetapi tidak terbatas untuk tetap menjadi teladaan di tengah kemudaannya seperti yang diamanatkan oleh Paulus kepada Timotius sebelum nas ini. Kemudaan Timotius dan para pelayan yang baru menerima tahbisan adalah berguna sebab dipakai Allah untuk mengabarkan Injilnya ke sebanyak-banyaknya umat ciptaan Allah. 

Pada tulisan ini, secara khusus ucapan selamat kepada Diak. Desra Ivana Sihombing yang telah menerima tahbisan Diakones. Semoga ia dimampukan oleh Allah untuk dapat memberitakan firman melalui khotbah, pengajaran, tindakan dan hidupnya. Semoga ia juga dimampukan untuk dapat menunaikan tugasnya sebaik mungkin demi kemuliaan Allah. 

Selamat menerima tahbisan juga kepada abang-abangku stambuk 2014 dan 2015 Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP yang baru saja menerima tahbisan Guru Huria. Semoga semakin dimampukan Allah. 

Selamat Hari Minggu! Mari memberitakan Firman Allah lewat pekerjaan, perkataan dan hidup kita masing-masing! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman